Sebelum membahas Green building ada baiknya kita mengerti
apa itu arsitektur dan lingkungan.
Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk
berimajinasikan diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan.
Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun
keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan
kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu
desain bangunan,
desain perabot dan desain produk.
Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
(Wikipedia Indonesia – 10/10/2016).
Sedangkan Lingkungan
adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan
fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang
meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan
fisik tersebut. (Wikipedia Indonesia – (10/10/2016).
Jadi secara singkat, arsitektur
lingkungan adalah seni dalam merancang bangunan dengan memperhatikan kondisi
lingkungan dan keadaan alam sekitar. Salah satunya adalah arsitektur yang
mengacu pada konsep green building.
Nah, bagaimana dengan "green
building" itu sendiri?
Menurut Wikipedia Indonesia
(diakses pada 11/10/2016), green building atau bangunan hijau adalah konsep
yang mengarah pada struktur dan pemakaian proses yang bertanggung jawab
terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan
tersebut, mulai dari pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi,
perawatan, renovasi, dan peruntuhan.
Tujuan utamanya adalah bahwa bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak lingkungan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan alami dengan:
- Menggunakan energi, air, dan sumber daya lain secara efisien;
- Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan;
- Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan.
Contohnya adalah Bank of America Tower yang terletak di
Manhattan. Terlihat sangat modern bukan?
Seperti
yang dilansir dari situs internasional, Solar Feeds dengan judul "The 7
Coolest Existing Green Buildings", Bank of America Tower merupakan
salah satunya. Dalam artikel yang berisi:
Pembangkit listrik penghemat energi. Sebuah bangunan konstruksi bersertifikat LEED platinum telah dibangun di Manhattan. Ciri khas dari gedung pencakar langit tersebut (Bank of America Tower) adalah pembangkit listrik rumahan yang menghasilkan sekitar 70% dari energi yang digunakan. Pembangkit listrik bertenaga 4.6-megawatt ini menyediakan baik energy panas dan tegangan listrik untuk sistem pemanas air sebaik sistem pendingin. Selain itu, pembangkit listrik yang ada dalam Bank of America Tower ini juga mengumpulkan energy dengan membakar gas alami dan sumber limbah panas. Dari lantai sampai pelapis langit-langitnya menggunakan kaca isolasi tembus yang membawa cahaya alami ke dalam bangunan.
Nah, dari penguraian
tersebut, sudah dipastikan kalau menara Bank of America merupakan bangunan
green building. Walau tidak terlihat pada fasade-nya. Namun dalam segi utilitas
dan konstruksi, bangunan ini sangat ramah lingkungan. Sebanyak apapun energy (listrik)
yang digunakan, akan tetap kembali sebanyak 70%, membuat bangunan ini menjadi
salah satu yang pertama dan paling hemat energi diantara gedung pencakar langit
lainnya. Karena lapisan kaca isolasi yang mendominasi pula, gedung ini tak
perlu menggunakan lampu saat siang hari.
Sebagian besar bahan
yang digunakan dalam membangun Bank of America Tower adalah bahan daur ulang
dan material yang juga mudah di daur ulang. Contohnya, dalam
pengkonstruksiannya, gedung ini menggunakan beton yang diproduksi dari 55%
semen dan 45% slag. Penggunaan semen dan
slag ini dapat mengurangi dampak
buruk pada lingkungan dengan mengurangi jumlah semen yang banyak yang bisa menimbulkan karbon dioksida (CO2) pada saat
proses produksinya. Kaca yang terisolasi mengurangi kehilangan panas,
menurunkan konsumsi energi, dan meningkatkan transparansi.
Dari yang sudah
dijelaskan diatas, green building bukanlah seperti yang kita pikirkan pada
umumnya. Bukan hanya dari tampak luar yang terlihat banyak tanaman disekitarnya
dengan udara yang bersih nan sejuk seperti di pedesaan. Namun green building
juga bias dibangun di tengah perkotaan yang padat akan aktivitas dan polusi.
Selain membuat lahan hijau, kita sebagai arsitek, sebaiknya juga mulai
memikirkan lingkungan dengan membangun bangunan yang menggunakan konsep ini.
Refrensi:
No comments:
Post a Comment