20160508

[Paper - Ilmu Budaya Dasar] "Autumn In Paris" which Hits My Heart

Bedah Novel Romance: Autumn In Paris

 

 

Judul                    : Autumn In Paris
Penulis                  : Ilana Tan
Bahasa                  : Indonesia
Genre                   : Romance
Halaman                 : 272 halaman
Penerbit                : PT Gramedia Pustaka Utama
Diterbitkan             : 2007


Sinopsis

        Cinta datang dengan cara yang berbeda-beda. Tidak peduli siapa, dimana, atau mengapa. Itulah yang dialami gadis blasteran Indonesia-Prancis, Tara Dupont. Ia bukanlah wanita berkulit putih susu, bermata biru, atau berambut pirang seperti wanita Eropa kebanyakan. Ia memiliki wajah asia dan bermata abu-abu. Gadis yang berprofesi sebagai penyiar radio ini memiliki penyakit yang sangat sulit dihilangkan, yaitu rasa ingin tahu. Sifatnya inilah yang akhirnya membawa Tara menemukan cintanya.
        Hidup bergelimang harta tidak membuat hidup seseorang menjadi bahagia. Begitu juga dengan Tara. Ayahnya, Jean-Daniel Dupont merupakan seorang pengusaha kaya di Prancis. Sementara Ibunya adalah orang Indonesia. Mereka bercerai secara  baik-baik beberapa tahun lalu. Beruntunglah, ada seseorang yang dapat mengisi hari-harinya, dialah Sebastien Giraudeau, kakak angkatnya. Mereka berdua memiliki kesamaan nasib. Begitulah yang sering Sebastien katakan jika ada orang bertanya mengapa Ia dan Tara dekat. Ia menganggap Tara seperti adiknya. Begitu juga yang dirasakan Tara, Ia akan senang jika ada Sebastien.

        Cerita cinta Tara, berawal dari ajakan makan malam Sebastien, Tara bertemu dengan arsitek muda asal Jepang, Tatsuya Fujisawa yang bekerja sama dengan Sebastien dalam pekerjaan. Laki-laki berwajah tampan dan ramah. Begitulah kesan pertama Tara terhadap Tatsuya.

        Sejak makan malam itu, Tara dan Tatsuya sering pergi bersama. Mulai dari mengunjungi museum, melihat kota Paris dari ketinggian, sampai makan malam bersama. Perjalanan itu, dirangkum dengan baik oleh Tatsuya, dan dikirim melalui sebuah program radio di tempat Tara bekerja. Cerita demi cerita mengalir dengan lancar, mulai dari cerita lucu sampai sedih. Monsieur Fujitatsu, begitulah ia dikenal di kalangan penikmat radio. Tara Dupont adalah tujuan tersembunyi Tatsuya ke Prancis. Suka musim gugur, tidak suka menunggu tapi sering terlambat merupakan secuil hal yang Ia tahu mengenai seorang Tara. Sampai-sampai, dalam ceritanya dalam program radio menyebutkan Tara sebagai “Gadis Musim Gugur”. Fansnya di luar sana semakin penasaran sipakah gadis musim gugur yang membuat pria romantis seperti Tatsuya, jatuh cinta?

        Seiring berjalannya waktu, Tatsuya memberitahu alasan mengapa Ia pergi ke Prancis, selain untuk bekerja tentunya. Ternyata, Tatsuya Fujisawa ingin menemui cinta pertama Ibunya, dan menyerahkan surat dari Ibunya sebelum meninggal kepada orang itu. Tentu suatu tugas yang sangat sulit, Tatsuya harus siap dengan segala tanggapan dari cinta pertama Ibunya. Tara hanya beranggapan bahwa tugas itu harus dilaksanakan Tatsuya dengan baik karena menyangkut permintaan terakhir Ibunya. Akhirnya, Tatsuya memutuskan untuk segera bertemu dengan orang itu. Tak disangka, cinta pertama Ibunya adalah seseorang yang baik dan mau menerimanya. Pria Prancis berumur sekitar 50 tahun dan memiliki mata seperti dirinya, Monsieur Lemercier. Dari surat cinta Ibunya, dikatakan bahwa Tatsuya adalah anak kandung Ibunya dengan Lemercier. Ibunya, Sanae Nakata hamil saat Ayah kandungnya kembali ke Prancis setelah berlibur singkat di Jepang. Kini, Tatsuya memiliki Ayah angkat yang sangat menyayanginya di Jepang, Kenichi Fujisawa. Lemercier juga menceritakan bahwa Ia memiliki seorang anak perempuan bernama Victoria.

        Pertemuan yang menyakitkan itu terjadi, saat Tatsuya, Tara, dan teman-temannya sedang mengunjungi pub milik Ayah Tara. Tak disangka, kedatangan Jean-Daniel Dupont mengakibatkan gejolak yang hebat dalam diri Tatsuya maupun Tuan Dupont. Ialah cinta pertama Ibunya yang Ia temui beberapa minggu lalu. Tatsuya semakin bingung dan gelisah saat Tara memanggil tuan Dupont “papa” dan memperkenalkan kepada teman-temannya bahwa Tuan Dupont adalah Ayahnya. Begitu pula dengan Tuan Dupont, Ia memperkenalkan Tara dengan nama kecilnya, Victoria. Begitu melihat Tatsuya, Daniel Dupont segera mempertanyakan perasaan Tara terhadap Tatsuya. Ia melihat perasaan suka dalam anaknya dan ternyata benar. Tara menyukai Tatsuya Fujisawa, dan itu tidak seharusnya terjadi.

        Beberapa hari setelah itu, Tatsuya kehilangan cahaya hidupnya. Ia menjadi gila kerja dan semakin sulit ditemui. Ia terlalu takut menghadapi kenyataan dan harus membuang perasaannya jauh-jauh. Sampai akhirnya, Tatsuya mengajukan tes DNA sebagai harapan terakhirnya kepada Tuan Dupont untuk memastikan bahwa Ia adalah anaknya. Harapan itu hilang, Ia adalah anak Jean-Daniel Lemercier, ayah Tara. Lambat laun, Tara mengetahuinya juga, bahwa Ia dan Tatsuya adalah saudara satu Ayah. Perasaannya tak terbendung lagi, segala ketakutan, kekecewaan, dan kegelisahan memenuhi otaknya. Cintanya dengan Tatsuya kini menjadi suatu kesalahan. Hal itu juga sempat membuat Tara berpikir untuk terjun dari Sungai Seine.

        Tara mencoba untuk mengerti keadaan saat ini, Tatsuya adalah saudaranya. Ia mencoba menerima takdir menyakitkan ini. Dengan keadaan dan perasaannya yang tidak menentu, Tatsuya kembali ke Jepang. Tatsuya berharap dengan cara inilah Ia dan Tara bias menghadapi semuanya, menstabilkan keadaan. Pada bulan-bulan awal, Tara merasa kehilangan sosok Fujitatsu, namun Ia segera pulih dari kesedihan dan kembali menjadi Tara yang ceria dengan bantuan Sebastien.
         Beberapa bulan kemudian, orang tua Tatsuya di Jepang memberitahu kabar buruk bagi Tara dan Ayahnya. Tatsuya mengalami kecelakaan di tempat konstruksi, dan sekarang sedang dalam keadaan koma. Ayah angkat Tatsuya percaya bahwa Tatsuya sedang menunggu Tara dan Jean-Daniel Lemercier.


P.S.
Jujur saja, saya cukup 'speechless' dengan cerita ini. Kisah dimana takdir benar-benar mempertemukan mereka dengan segala hubungan pada masa lalu. Bukan hanya sebuah kebetulan belaka, tapi mengingatkan kita bahwa takdir benar-benar ada. Sepasang wanita dan pria yang saling membutuhkan namun tak bisa saling memiliki. Bukan karena tentangan dari orang disekitar mereka. Tapi lagi-lagi membahas takdir yang mempersatukan mereka dengan arti yang tak sebenarnya.
Peristiwa-peristiwa yang tak terduga di masa lalu menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan kini. Terungkap pula arti sebenarnya dari keputus asaan, ketidak berdayaan, dan kehilangan.
Tak bisa dibayangkan dimana dua insan saling membutuhkan namun tak bisa saling melengkapi hanya karena status "saudara". Saudara tiri pula, yang tak pernah bertemu bahkan terpikir seumur hidupnya.
Mengingatkan kita bahwa cinta tak selamanya harus memiliki. Cinta tak selamanya indah. Tak selamanya terasa seperti kupu-kupu yang menggelitik perut, tapi juga jarum-jarum yang tertancap di jantung yang kerap kali berdetak. Dan saat itu pula mengajarkan kita ternyata bernafas juga bisa menyesakkan. Jangan bicara jodoh jika takdir saja tidak mempersatukan.
“Selama dia bahagia. Aku juga akan bahagia. Sesederhana itu.” 
Tatsuya Fujiwara kepada Sebastien mengenai Tara Dupont.


Source: 
https://avicennaanindya.wordpress.com/2013/12/16/sinopsis-novel-autumn-in-paris/

No comments:

Post a Comment