Bedah Novel Romance: Autumn In Paris
Judul : Autumn In Paris
Penulis : Ilana Tan
Bahasa : Indonesia
Genre : Romance
Halaman : 272 halaman
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Diterbitkan : 2007
Penulis : Ilana Tan
Bahasa : Indonesia
Genre : Romance
Halaman : 272 halaman
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Diterbitkan : 2007
Sinopsis
Cinta datang dengan cara yang berbeda-beda. Tidak peduli siapa, dimana, atau mengapa. Itulah yang dialami gadis blasteran Indonesia-Prancis, Tara Dupont. Ia bukanlah wanita berkulit putih susu, bermata biru, atau berambut pirang seperti wanita Eropa kebanyakan. Ia memiliki wajah asia dan bermata abu-abu. Gadis yang berprofesi sebagai penyiar radio ini memiliki penyakit yang sangat sulit dihilangkan, yaitu rasa ingin tahu. Sifatnya inilah yang akhirnya membawa Tara menemukan cintanya.
Hidup bergelimang harta tidak membuat hidup seseorang menjadi
bahagia. Begitu juga dengan Tara. Ayahnya, Jean-Daniel Dupont merupakan
seorang pengusaha kaya di Prancis. Sementara Ibunya adalah orang
Indonesia. Mereka bercerai secara baik-baik beberapa tahun lalu.
Beruntunglah, ada seseorang yang dapat mengisi hari-harinya, dialah
Sebastien Giraudeau, kakak angkatnya. Mereka berdua memiliki kesamaan
nasib. Begitulah yang sering Sebastien katakan jika ada orang bertanya
mengapa Ia dan Tara dekat. Ia menganggap Tara seperti adiknya. Begitu
juga yang dirasakan Tara, Ia akan senang jika ada Sebastien.
Cerita cinta Tara, berawal dari ajakan makan malam Sebastien, Tara
bertemu dengan arsitek muda asal Jepang, Tatsuya Fujisawa yang bekerja
sama dengan Sebastien dalam pekerjaan. Laki-laki berwajah tampan dan
ramah. Begitulah kesan pertama Tara terhadap Tatsuya.
Sejak makan malam itu, Tara dan Tatsuya sering pergi bersama. Mulai
dari mengunjungi museum, melihat kota Paris dari ketinggian, sampai
makan malam bersama. Perjalanan itu, dirangkum dengan baik oleh Tatsuya,
dan dikirim melalui sebuah program radio di tempat Tara bekerja. Cerita
demi cerita mengalir dengan lancar, mulai dari cerita lucu sampai
sedih. Monsieur Fujitatsu, begitulah ia dikenal di kalangan
penikmat radio. Tara Dupont adalah tujuan tersembunyi Tatsuya ke
Prancis. Suka musim gugur, tidak suka menunggu tapi sering terlambat
merupakan secuil hal yang Ia tahu mengenai seorang Tara. Sampai-sampai,
dalam ceritanya dalam program radio menyebutkan Tara sebagai “Gadis
Musim Gugur”. Fansnya di luar sana semakin penasaran sipakah gadis musim
gugur yang membuat pria romantis seperti Tatsuya, jatuh cinta?
Seiring berjalannya waktu, Tatsuya memberitahu alasan mengapa Ia
pergi ke Prancis, selain untuk bekerja tentunya. Ternyata, Tatsuya
Fujisawa ingin menemui cinta pertama Ibunya, dan menyerahkan surat dari
Ibunya sebelum meninggal kepada orang itu. Tentu suatu tugas yang sangat
sulit, Tatsuya harus siap dengan segala tanggapan dari cinta pertama
Ibunya. Tara hanya beranggapan bahwa tugas itu harus dilaksanakan
Tatsuya dengan baik karena menyangkut permintaan terakhir Ibunya.
Akhirnya, Tatsuya memutuskan untuk segera bertemu dengan orang itu. Tak
disangka, cinta pertama Ibunya adalah seseorang yang baik dan mau
menerimanya. Pria Prancis berumur sekitar 50 tahun dan memiliki mata
seperti dirinya, Monsieur Lemercier. Dari surat cinta Ibunya,
dikatakan bahwa Tatsuya adalah anak kandung Ibunya dengan Lemercier.
Ibunya, Sanae Nakata hamil saat Ayah kandungnya kembali ke Prancis
setelah berlibur singkat di Jepang. Kini, Tatsuya memiliki Ayah angkat
yang sangat menyayanginya di Jepang, Kenichi Fujisawa. Lemercier juga
menceritakan bahwa Ia memiliki seorang anak perempuan bernama Victoria.
Pertemuan yang menyakitkan itu terjadi, saat Tatsuya, Tara, dan teman-temannya sedang mengunjungi pub
milik Ayah Tara. Tak disangka, kedatangan Jean-Daniel Dupont
mengakibatkan gejolak yang hebat dalam diri Tatsuya maupun Tuan Dupont.
Ialah cinta pertama Ibunya yang Ia temui beberapa minggu lalu. Tatsuya
semakin bingung dan gelisah saat Tara memanggil tuan Dupont “papa” dan
memperkenalkan kepada teman-temannya bahwa Tuan Dupont adalah Ayahnya.
Begitu pula dengan Tuan Dupont, Ia memperkenalkan Tara dengan nama
kecilnya, Victoria. Begitu melihat Tatsuya, Daniel Dupont segera
mempertanyakan perasaan Tara terhadap Tatsuya. Ia melihat perasaan suka
dalam anaknya dan ternyata benar. Tara menyukai Tatsuya Fujisawa, dan
itu tidak seharusnya terjadi.
Beberapa hari setelah itu, Tatsuya kehilangan cahaya hidupnya. Ia
menjadi gila kerja dan semakin sulit ditemui. Ia terlalu takut
menghadapi kenyataan dan harus membuang perasaannya jauh-jauh. Sampai
akhirnya, Tatsuya mengajukan tes DNA sebagai harapan terakhirnya kepada
Tuan Dupont untuk memastikan bahwa Ia adalah anaknya. Harapan itu
hilang, Ia adalah anak Jean-Daniel Lemercier, ayah Tara. Lambat laun,
Tara mengetahuinya juga, bahwa Ia dan Tatsuya adalah saudara satu Ayah.
Perasaannya tak terbendung lagi, segala ketakutan, kekecewaan, dan
kegelisahan memenuhi otaknya. Cintanya dengan Tatsuya kini menjadi suatu
kesalahan. Hal itu juga sempat membuat Tara berpikir untuk terjun dari
Sungai Seine.
Tara mencoba untuk mengerti keadaan saat ini, Tatsuya adalah
saudaranya. Ia mencoba menerima takdir menyakitkan ini. Dengan keadaan
dan perasaannya yang tidak menentu, Tatsuya kembali ke Jepang. Tatsuya
berharap dengan cara inilah Ia dan Tara bias menghadapi semuanya,
menstabilkan keadaan. Pada bulan-bulan awal, Tara merasa kehilangan
sosok Fujitatsu, namun Ia segera pulih dari kesedihan dan kembali
menjadi Tara yang ceria dengan bantuan Sebastien.
Beberapa bulan kemudian, orang tua Tatsuya di Jepang memberitahu
kabar buruk bagi Tara dan Ayahnya. Tatsuya mengalami kecelakaan di
tempat konstruksi, dan sekarang sedang dalam keadaan koma. Ayah angkat
Tatsuya percaya bahwa Tatsuya sedang menunggu Tara dan Jean-Daniel
Lemercier.
P.S.
Jujur saja, saya cukup 'speechless' dengan cerita ini. Kisah dimana takdir benar-benar mempertemukan mereka dengan segala hubungan pada masa lalu. Bukan hanya sebuah kebetulan belaka, tapi mengingatkan kita bahwa takdir benar-benar ada. Sepasang wanita dan pria yang saling membutuhkan namun tak bisa saling memiliki. Bukan karena tentangan dari orang disekitar mereka. Tapi lagi-lagi membahas takdir yang mempersatukan mereka dengan arti yang tak sebenarnya.
Peristiwa-peristiwa yang tak terduga di masa lalu menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan kini. Terungkap pula arti sebenarnya dari keputus asaan, ketidak berdayaan, dan kehilangan.
Tak bisa dibayangkan dimana dua insan saling membutuhkan namun tak bisa saling melengkapi hanya karena status "saudara". Saudara tiri pula, yang tak pernah bertemu bahkan terpikir seumur hidupnya.
Mengingatkan kita bahwa cinta tak selamanya harus memiliki. Cinta tak selamanya indah. Tak selamanya terasa seperti kupu-kupu yang menggelitik perut, tapi juga jarum-jarum yang tertancap di jantung yang kerap kali berdetak. Dan saat itu pula mengajarkan kita ternyata bernafas juga bisa menyesakkan. Jangan bicara jodoh jika takdir saja tidak mempersatukan.
“Selama dia bahagia. Aku juga akan bahagia. Sesederhana itu.”—Tatsuya Fujiwara kepada Sebastien mengenai Tara Dupont.
Source:
https://avicennaanindya.wordpress.com/2013/12/16/sinopsis-novel-autumn-in-paris/
No comments:
Post a Comment